Senin, 03 Agustus 2009

tiga hari aku disini


kesendirianku kian terasa kalam malam telah menambah pekatnya gua gelap yang kuhuni. kegelapan yang tak pernah lelah menemaniku kini hampir tertutup semua batas pemandanganku. terbentur segala inginku untuk menikmati indahnya pelangi warna warni. hanya beku yang kutemui disetiap menit2 ku saat ini. rasa dahagapun sirna sudah. ingin rasa hati mengulang kembali keceriaan bersama dia yang masih memiliki detak nafas hingga saat ini. namun kegelaan itu tak dapat kutembus, ngin rasa hati menyapa dia yang tengah melantunkan sebait doa untukku namun lidahku kelu, tak ada suara yang terhembus dari dentuman dentuman yang keluar dari mulutku. hanya berupa raungan menahan sakit, hanya tangis tanpa air mata dan jeritan yang terlontar kaku dari bibirku.
keindahan yang masih tergores dipelupuk mataku seketika menjelma menjadi kegelapan, hanya gelap yang terus menemnai kesendirianku, entah sampai kapan aku terus disini sendiri menanti hadirnya yang kini terpisah jauh dariku. aku menunggunya namun aku tak ingin dia ikut merasakan kegelapan ini. aku merindunya namun aku tak ingin dia hadir disini bersamaku. hanya sebait doa yang kupinta bukti bahwa dia terus mengingatku, terus peduli aku dan terus menginginkan hadirku untuknya.
gelap seakan tak terpatahkan ketika sang mentari mengajakku menikmati keindahan sinarnya, aku hanya terbaring kaku disini, tanpa berusaha mengutarakan isi hati tentang kesepian ini. sepi yang merambat diujung hati tak mengantarkan aku untuk sebuah jawaban yang mungkin bisa mengakhiri semua ini.